Tuesday, September 26, 2006

Delapan ESAI

1. Kenapa seseorang selalu mengesampingkan sejarah, padahal sejarah sangat membantu untuk memahami diri sendiri, bahkan sangat di butuhkan untuk membangun masa depan?
2. Tapi apakah benar itu hanya kutipan belaka yang hanya mirip petuah latah yang lelah ?
3. apakah kita harus setiap saat memotret fakta brutal budaya konsumerisme ?
4. apakah kita juga harus larut dalam masa lalu dan larut dalam kenangan , sirna oleh hasrat akan matearilstis kekinian?
5. dapatkah ketentraman diperoleh dengan cara melompati anak dunia?
6. apakah benar di dunia ini tidak hanya butuh teori , karena ketika akar perkara di lacak ke rimba teori, kita akan tersesat walaupun kita punya peta , kita kepalang telah terpesona?
7. apakah benar hidup keseharian lekat dengan kesakitan dan kematian?
8. apakah benar katanya teologi sibuk menatap surga dan tercapainya surga tergantung banyaknya doa?




Hingga akhirnya kita mulai berpikir saat diri sendiri merasa kesakitan padahal seharusnya kita dipaksa berpikir saat orang – orang merasa kesakitan.
Meski berpikir bukan tindakan kriminal tetapi banyak orang malas untuk berpikir, mereka hampir setiap malam membicarakan revolusi , mengecam kapitalisasi global sebelum mereka tidur , tapi setelah mereka bangun dari tidurnya mereka lupa akan apa yang telah mereka bicarakan semalam, mereka malah bertingkah bagaikan pemalas tanpa aktivitas yang merujuk tentang apa yang telah mereka bicarakan. Bagiku mereka – merekalah yang terlalu instan yang membuat dirinya sendiri lumpuh. Mungkin kita tidak seharunya lagi berpikir tentang “ siapakah manusia?’ tapi “ bagaimana seharunya manusia menjadi?” sudahlah berbicara tentang kebebasan, karena
kebebasan adalah hal yang ganjil , ia di damba tetapi selalu lolos, karena semakin orang memnyerah semakin ia bebas.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home